bacalah .....
VIVAnews - Jajaran menteri bidang perekonomian mengklaim pencapaian perekonomian tahun 2010 cukup membanggakan dan hampir semua elemen fundamental mengalami pertumbuhan.
"Tahun 2010 dilalui dengan hasil yang cukup membanggakan," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa dalam Keterangan Pers Evaluasi Perekonomian Tahun 2010 di kantornya, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Senin, 3 Januari 2010.
Pencapaian perekonomian yang dianggap sebagai hasil membanggakan kabinet perekonomian nasional adalah belanja pemerintah yang bisa mencapai 93,6 persen dengan tingkat inflasi sedikit tinggi. Rekor tersebut dianggap sebagai yang terbaik dalam 4 tahun terakhir.
Bidang lain yang diklaim pemerintah sebagai keberhasilan adalah dari sisi investasi. Pemerintah menganggap pertumbuhan modal tetap bruto (PMTB) selama tahun 2010 telah melampuai 30 persen dari GDP. Sementara itu, investasi dalam bentuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) diproyeksikan bakal melampaui target pemerintah sebesar Rp160 triliun yaitu menjadi Rp200 triliun.
Tigginya investasi, pembiayaan negara, realisasi ekspor dan realisasi investasi tersebut, kata Hatta, dianggap sebagai bentuk perekonomian nasional yang tidak hanya dimotori sektor konsumsi melainkan dari mesin perekonomian yang lain.
Selain bidang perekonomian, Menteri-menteri bidang perekonomian juga mengklaim keberhasilan di bidang ketenagakerjaan serta pengentasan kemiskinan. Pemerintah mengklaim telah berhasil menurunkan tingkat pengangguran menjadi 7,14 persen serta kemiskinan berkurang sebanyak 1,5 juta menjadi 31,02 juta orang.
Namun diakui Hatta, laju inflasi Indonesia tahun 2010 memang sedikit meleset dari perkiraan pemerintah. Inflasi tahun 2010 yang mencapai 6,96 persen, jauh dari target pemerintah sebesar 5,3 persen.
Hatta berkelit kendati inflasi lebih tinggi, hal itu lebih disebabkan volatile inflation yang meningkat. Sementara pada inflasi inti cenderung dapat terjaga dengan baik.
Rendahnya defisit anggaran itu, ujar Hatta, bukan disebabkan minimnya pembiayaan oleh pemerintah melainkan pendapatan yang mengalami kenaikan. Selain itu, pemerintah mengklaim kementerian berhasil menekan biaya proyek sehingga memberikan efisiensi belanja modal. (hs)
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar